Silahkan klik dibawah ini
materi potong kelas B
Minggu, 23 Desember 2012
Selasa, 02 Oktober 2012
Berdoa dan Berobat dengan Tasbih
Diposting oleh
Imam Muslim
Dari Ibnu Umar, seseorang berkata: “Ya Rasulullah, harta
dunia telah berpaling dan meninggalkan aku.” Rasulullah Lalu menjawab:
“Barangsiapa denha shalat melihat kamu, tasbihnya para makhluk, dan dengan
tasbih itu kamu diberi rezeki. Bacalah ketika datang fajar “Subhanallah wa bihamdihi, subhannallahi
al-adzim, astagfirullah” sebanyak seratus kali, maka harta dunia akan
mendatangi kamu. Orang tadi pergi dan beberapa waktu kemudian kembali
mengatakan: “Ya Rasulullah, harta dunia telah datang keapadaku, sampai aku
tidak bisa menempatkannya.” [HR. Khatib Al-Baghdad]
Selasa, 31 Juli 2012
Menikah Cara Ngiwo (kiri)
Diposting oleh
Imam Muslim
Oleh: Ippho 'Right" Santosa
Beginilah menikah cara kiri:
- Berkenalan
- Pendekatan
- Pacaran
- punya pekerjaan tetap
- punya kendaraan
- punya rumah
- punya isi rumah
- tunangan
- lamaran
- menentukan hari baik
- seserahan
- menyebar undangan
- akad nikah
- resepsi dari pihak keluarga istri
- resepsi dari pihak keluarga suami
- bulan madu
padahal, bukan begitu yang diajarkan oleh otak kanan dan
agama. Cukup kenalan, lamaran, dan akad nikah. Selesai! By the way, itu yang saya lakukan. Cepat, hemat, dan tepat sasaran ‘kan?
Hm contohnya salah seorang pimpinan asuransi bumiputra, Bambang Taruno, bercerita, “Maret 1990 saya mulai bekerja di Asuransi Bumiputra. Nah ketika itu, saya sedang mewancarai seorang karyawati baru. Orangnya pendiam, keibuan, anggun. Saya pun lansung berpikir bahwa dia adalah jodoh saya. Siang hari, sewaktu bertemu denganya yang ketiga kalinya, saya memberanikan diri untuk menegurnya… dan melamarnya! Terang aja, ia kaget dan tidak bisa menjawab! Wong baru kenal! Ngomong-ngomong, kenapa saya bertindak secepat itu? Sebenarnya, sebelumnya saya sudah mengamati dia di musola kantor. Saya amati-amati, kok dia berdoa lamaaa banget. Bahkan berdoanya sampai menangis. Menurut saya, inilah calon istri yang salehah.”
Hm contohnya salah seorang pimpinan asuransi bumiputra, Bambang Taruno, bercerita, “Maret 1990 saya mulai bekerja di Asuransi Bumiputra. Nah ketika itu, saya sedang mewancarai seorang karyawati baru. Orangnya pendiam, keibuan, anggun. Saya pun lansung berpikir bahwa dia adalah jodoh saya. Siang hari, sewaktu bertemu denganya yang ketiga kalinya, saya memberanikan diri untuk menegurnya… dan melamarnya! Terang aja, ia kaget dan tidak bisa menjawab! Wong baru kenal! Ngomong-ngomong, kenapa saya bertindak secepat itu? Sebenarnya, sebelumnya saya sudah mengamati dia di musola kantor. Saya amati-amati, kok dia berdoa lamaaa banget. Bahkan berdoanya sampai menangis. Menurut saya, inilah calon istri yang salehah.”
Lanjut bambang, “Tidak tunggu lama-lama, malamnya saya
langsung menemui ibunya, melamar. Ternyata dia sudah memiliki teman dekat,
seorang pria mapan. Say bilang, ‘Coba kamu Tanya dia, kapan dia mau menikahi
kamu. Aku beri waktu tiga hari. Kalau dia bisa menjawab dengan menyakinkan,
berarti dia memang jodohmu. Tapi kalau tidak, berarti akulah jodohmu-pendamping
hidupmu yang dikirim Allah. ‘Rupa-rupanya, si pria itu tidak berani memberikan
jawaban. Ringkas cerita, sekitar dua minggu kemudian kami pun melangsungkan
pernikahan. Saat itu, usia saya 24 tahun dan istri saya 22 tahun. Dengan
begitu, kami pacarannya, yah setelah menikah. Jangan salah, itu malah lebih
nikmat. Alhamdulillah, sekarang kami sudah dikaruniai 4 orang anak.”
Bambang pun berpesan, “Banyak orang yang menunda menikah,
karena alas an belum punya pekerjaan tetap, rumah, isi rumah, mobil dan
lain-lain. Padahal makin bertambah umur, makin banyak pertimbangan. Kalau boleh
saya menyarankan, jangan takut menikah. Luruskan niat menikah itu karena Allah
dan segerakan. Sepanjang kita berikhtiar, Allah pasti mencukupkan rezeki kita,
istri kita, dan anak-anak kita. Justru dengan menikah, pintu rezeki akan lebih
terbuka.” Sebagai tambahan, Bambang bersama istrinya juga rutin mrndirikan
shoalat hajat, tahajjud, witir, dan puasa senin-kamis.
Ironisnya, sekarang coba lihat di sekitar kita, betapa
banyak orang yang takut menikah hanya gara-gara tidak punya ini dan itu, belum
mampu ini dan itu. Lagi pula, bikan pemborosan pernikahan yang telah kita
lakukan selam ini, atas nama adat, kebiasaan, tidak mau kalah, dan peristiwa
sekali seumur hidup. Giliran untuk undangan dan resepsi, puluhan juta siap
untuk dihambur-hamburkan. Lha, giliran untuk umrah dan haji, alasannya tidak
punya uang. Memangnya, undangan dan resepsi itu hukumnya apa? Umrah dan haji
itu hukumnya apa? Pastilah maklum, umrah dan hajilah yang mestinya lebih
diutamakan.
Minggu, 27 Mei 2012
tiga faktor kerinduan orang muda terhadap ke-islaman
Diposting oleh
Imam Muslim
pertama, kerinduan umat islam akan kejayaan islam di masa lalu
kedua, ada semacam ketidakpuasan
ketiga, ajaran islam yang konkret yang mampu mengantisipasi kemajuan zaman
Selasa, 21 Februari 2012
Citra Indonesia
Diposting oleh
Imam Muslim
Oleh : Ippho Santosa
Untuk
mengetahui citra Indonesia di mata dunia, simaklah cerita selingan berikut.
Alkisah, di atas kapal kecil di
tengah laut, berbincang-bincanglah tiga orang penumpang. Kebetulan mereka
berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Amerika.
“Sepertinya, kapal kita bakal
tenggelam. Mungkin karena muatannya terlalu berat,” si Malaysia memulai
percakapan.
“Wah kalau begitu, kita harus
mengurangi muatan,” usul si Indonesia.
“Jangan khawatir, teman-teman,”
sahut si Amerika sambil berdiri. “Saya membawa setumpuk celana jins dari
Amerika. Semuanya akan saya buang ke laut. Di Negara saya, yang seperti itu sih banyak. Murah-murah lagi.” Setumpuk
celana jins pun dibuang oleh si Amerika ke laut.
Beberapa menit kemudian, si
Malasyia kembali berkata, “Kapal ini masih mungkin tenggelam. Rupa-rupanya,
muatannya masih terlalu berat.”
“Jangan khawatir, teman-teman,”
giliran si Indonesia yang menjawab seraya berdiri. “Saya membawa setumpuk baju
batik dari Indonesia. Semuanya akan saya buang ke laut. Di Negara saya, yang
seperti itu sih banyak. Murah-murah
lagi.” Setumpuk baju batik pun di buang oleh si Indonesia ke laut.
Ternyata kapal kecil itu tetap saja
terancam tenggelam, karena memang muatannya terlalu berat. Langsung saja si
Malasyia dilirik oleh si Amerika maupun si Indonesia. Si Malaysia pun tahu
diri. Serta merta ia berdiri.
“Mohon maaf, saya tidak membawa
apa-apa,” ujar si Malasyia. “Tetapi saya tidak akan tinggal diam.” Usai bicara,
tiba-tiba saja si Malaysia mendorong si Indonesia sehingga jatuh ke laut.
“Hei, mengapa si Indonesia didorong
ke Laut?” ungkap si Amerika dengan penuh keheranan.
“Jangan khawatir, teman,” balas si
Malasyia dengan tenang, “Di Negara saya, yang seperti itu sih banyak. Murah-murah lagi.”
Tahan tertawa anda! Demikianlah
merek Indonesia sering menjadi bahan olok-olok, baik dalam keseharian maupun
dalam bisnis. Sudah tiba saatnya merek Indonesia dipoles habis-habisan.
Istilahnya grand repositioning. Oleh
karena itu di sini hanya akan mengulas merek sebuah daerah. Adapun studi
kasusnya adalah Batam --- salah satu kota paling dinamis di Asia Tenggara.
Bukan rahasia lagi, mayoritas
penduduk Batam adalah pendatang, yang berasal dari berbagai penjuru tanah air,
baik dari Kepulauan Riau, Sumatra, Jawa, Kalimantan maupun Indonesia Timur.
Suka atau tidak suka, tentu saja masing-masing etnis mengusung etnis mengusung
kulturnya sendiri. Ketika segelintir pihak mencemaskan keragaman etnis dan
kultur ini sebagai benih-benih perpecahan (weakness). Malah sebaliknya.
Sungguhan! Bukankah keragaman ini dapat menjadi nilai jual wisata (strength).
Agak mirip dengan Amerika Serikat.
… . Barangkali Amerika terlalu jauh untuk kita. Baiklah, penulis ambil Malasyia
sebagai pembanding. Saya berani bertaruh sebenarnya pembauran etnis di
Indonesia jauh lebih membumi ketimbang di Malasyia. Namun, dari segi
pemanfaatan keragaman etnis dan kultur sebagai nilai jual wisata, penulis yakin
kita masih harus belajar dari mereka. Nggak percanya?
Beberapa tahun terakhir, mereka
sibuk memasarkan merek Malasyia dengan slogan Truly Asia (Asia yang Sesungguhnya) ke seluruh pelosok dunia.
Sekian tahun penulis kuliah dan berkarir di sana, menyadarkan penulis bahwa
slogan itu sangatlah cerdas. Ya iyalah. Bukankah setiap kali diperdengarkan
kata “Asia” di telinga orang barat, maka terbayang di benak mereka seorang
berbangsa China, India, atau Melayu? Bagi orang barat, Asia sangat identik
dengan ketiga etnis ini, baik dari segi fisik, kultur, maupun bahasanya, Iya
‘kan?
Kebetulan China, India, dan Melayu
adalah tiga etnis yang sangat dominan di Malasyia. Jadi apabila warga dunia
ingin bersua dengan etnis China, maka merek Malasyia wajib dipertimbangkan.
Apabila warga dunia ingin menyaksikan kultur India, Maka merek Malasyia wajib
dipertimbangkan. Apabila warga dunia ingin menyimak percakapan berbahasa Melayu,
maka merek Malasyia wajib dipertimbangkan.
Dengan kata lain, Malasyia adalah
potret Asia yang sejati. Etnis China, India, Melayu yang terkesan begitu
meng-Asia, ternyata semuanya dapat ditemukan di
Malasyia. Maka lahirlah slogan Truly
Asia. Begitulah ceritanya. Tak pelak lagi, keragaman etnis dan kultur
berhasil menguatkan merek Malasyia.
Bahkan sekarang merek Malasyia diakui sebagai salah satu merek wisata terdepan
di Asia. (wisatawannya 17 juta. Padahal penduduknya Cuma 20-an juta. Sebuah
rasio yang mencengangkan)
…
Nah, penduduk Batam patut
bersyukur. Kenapa? Yah, karena beragam etnis dan kultur berkumpul disana.
Katakanlah, Malaysia(China-India-Melayu), Padang, Batak, Jawa, Sunda, Betawi,
Flores, Teochew, Hokkian, Kek, Indonesia Timur dan masih banyak lagi. Pendek
kata, hamper semua etnis, kultur, dan agama besar di Indonesia terwakili di
Batam---nyaris secara proporsional. …
Hebatnya lagi, kendati etnis dan
kulturnya bergam, masyarakatnya tetap rukun (tidak rusuh). Boleh dikatakan, di
sana tidak ada kebencian dan kecemburuan yang berarti. Itu betul, di Batam
ketika si miskin melihat si kaya, ia akan berguman, “Suatu saat saya akan
seperti dia!” Sementara di kota-kota tertentu, ketika si miskin melihat si
kaya, ia akan bergumam, “Suatu hari nanti, saya akan habisi dia!” yah, pantas
saja rusuh, tidak rukun.
Sementara itu, secara geografis,
Batam merupakan titik terluar dari segi Indonesia yang bersinggungan langsung
dengan sejumlah Negara. Sekadar catatan, perjalanan laut dari Batam ke
Singapura dan Malasyia hanya memakan waktu sekitar dua jam. Oleh karena itu
wajar apabila Batam bertindak sebagai representasi Indonesia. Lagi pula di
Batam sudah berdiri Sumatera Promotion Centre (Pusat pemasaran
provinsi-provinsi se-Sumatra).
Didukung oleh tiga fakta tersebut,
maka penulis pilihkan satu slogan, yaitu Batam,
A Face of Indonesia (Batam, wajahnya Indonesia). Yah, penulis tidak
menemukan slogan lain yang lebih pas dan lebih pantas. Dan barangkali bias
diteruskan dengan kalimat deskriptif,
experience the diversity of Indonesia by visiting Batam
(nikmati keragaman Indonesia dengan berkunjung ke Batam).
experience the diversity of Indonesia by visiting Batam
(nikmati keragaman Indonesia dengan berkunjung ke Batam).
…
Selanjutnya, agar tidak
mengecawakan, haruslah ada kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan.
Dengan kata lain, pernyataan itu perlu dinkonkretkan, dimana keragaman yang
telanjur dimiliki mesti divisualisasikan melalui ikon dan aktivitas budaya.
Amatilah Singapura! Dari segi budaya, mereka tidaklah sekaya Malasyia dan
Amerika. Akan tetapi, apakah kita melihat Singapura sebagai Negara yang minus
budaya? Hm, penulis tidak memandangnya begitu.
Selang beberapa hari di Singapura,
ada-ada saja perhelatan budaya yang dipertunjukan. Dan ini menjadi salah satu
alas an mengapa hamper 10 juta pelancong mancanegara bertandang ke sana tiap
tahunnya. Padahal penduduknya sekitar 4 juta jiwa. Sebagai merek wisata,
Singapura terhitung berhasil. Bandingkan saja, Indonesia hanya mampu
mendatangkan sekitar 5 juta pelancong dalam setahun. Tahu sendiri kan, penduduk
Indonesia lebih dari 230 juta jiwa.
Mari kita renungkan sebentar!
Penulis yakin Anda akan sependapat bahwa daripada Singapura sebenarnya Batam
memendam harta karun budaya yang lebih melimpah. PR kita bersama hanyalah
menggalinya, sehingga memungkinkan objek wisata yang enjoyable dan penduduk yang sociable.
Tentu saja, harus dilengkapi dengan infratrukstur yang visitable dan lingkungan yang confortable.
Menurut penulis, dalam rangka
membangun merek Batam, sudah tiba saatnya pemerintah setempat menjadi
inisiatornya. Yah siapa lagi? Karena memang pemerintah yang memiliki resources dan wewenang untuk mengarahkan
segenap lapisan. Apalagi dengan adanya UU Nomor22 Tahun 1999 tentang otonomi
daerah. Lazimnya, pihak lain Cuma bias bersinergi ketika diminta. Begitulah,
Batam, A Face of Indonesia.
Sumber: 10 Jurus TERLARANG! Kok Masih Mau
Bisnis Cara Biasa?
Jumat, 17 Februari 2012
Siapa Sebenarnya Yang Menang
Diposting oleh
Imam Muslim
Oleh Abdullah Wong
(Si)apa sebenarnya yang menang? Apakah
untuk memenangkan sesuatu kita membutuhkan teanaga layaknya seorang
petarung? Jika diperhatikan dengan seksama, selama ini ungkapan
kemenangan selalu identik dengan hasil akhir dari proses penaklukan
terhadap sesuatu. Sehingga ihwal kemenangan acapkali berkait dengan
pencapaian prestasi, perolehan keuntungan hingga penaklukan atas
manusia atau obyek lain. Jika pemahaman ini dipahami, maka proses
kemenangan sangat reduktif, yakni dalam persoalan fisik dan pikiran
semata. Agaknya, kita lupa satu hal yang sangat penting dalam diri
kita, tapi selalu saja kita kalahkan. Itulah hati (Qalb).
Dalam hidup, kita seringkali lebih
sering memenangkan ego ketimbang hati. Apa pun yang berlangsung
adalah bagaimana memuaskan diri sendiri. Kita lupa, bahwa kebahagiaan
sejati adalah ketika kita berkesempatan membahagiakan orang lain. Dan
selama berbuat baik dan membahagiakan orang lain, tidak ada logika
agama yang menuntuk agar kita harus dibalas dengan kebaikan pula oleh
orang yang kita perlakukuan baik itu. Bukankah menurut menurut
Al_Quraan kita diciptakan tak lain hanya untuk mengabdi kepada-Nya?
Maka, berbuat baik kepada seluruh semesta (rahmatan lil'alamin)
adalah tugas kita. Tapi, bagaimana balasan orang lain terhadap kita,
bukan urusan kita? Mencintai istri, sahabat, atau saudara kita adalah
tugas kita, tapi bagaimana timbal balik mereka kepada kita jangan
dijadikan tuntutan. Karena, jika kita mengharap balasan dari mereka,
kita seringkali dikecewakan.
Jika kita punya keyakinan bahwa yang
mesti kita cari itu bernama bahagia, maka jujurlah bahwa tak ada
bahagia yang abadi di bumi ini. Jika kita punya keyakinan bahwa yang
mesti kita hindari dan kita tolak bernama susah atau derita, maka
jujurlah dalam hati bahwa tak ada kesusahan atau derita yang
berlangsung selamanya.
Masing-masing keduanya, datang silih
berganti sebagai keutuhan kehidupan. Apa yang disebut bahagia atau
susah setiap orang pasti merasakan. Tak hanya orang kaya yang dapat
merasa bahagia, tapi seluruh umat manusia. Tak peduli miskin, bodoh,
kuli, pegawai rendah, bahkan gembel sekali pun. Jika orang kaya
merasa bahagia ketika berhasil membangun supermarket, maka si misikin
bahagia ketika dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Sementara si
gembel merasa bahagia ketika dia berhasil mengumpulkan
sampah-sampah. Tentu saja, rasa bahagia itu sama, yang membedakan
hanya obyek atau hal yang membuat bahagia. Inilah di antara prinsip
Allah.
Susah dan senang adalah kurikulum Allah
yang selalu dihamparkan kepada setiap hamba-Nya. Mestinya kita selalu
menerima pada setiap ketentuan yang Allah berikan. Bukankah menerima
dengan kesungguhan hati merupakan prinsip utama islam yang berarti
pasrah?
Masihkah kita mati-matian mengejar
sesuatu yang tidak kekal? Bukankah hanya Allah semata yang Maha
Kekal? Tapi mengapa kita masih mati-matian mencari atau menghindari
sesuatu jika sebenarnya semua itu adalah pembelajaran dari-Nya?
Mengalirlah dengan wajar dan alami. Belajarlah pada air yang rendah
hati, berlapanglah seperti samudera, dan bersemangatlah menerima
segala pelajaran dari-Nya seperti api yang tak kunjung padam.
Akhirnya, (si)apa sebenarnya yang kita menangkan?
Senin, 30 Januari 2012
Keluarga Sakinah
Diposting oleh
Imam Muslim
Oleh: Sari Nurulita
Kisah-kasih masa lalu, sejatinya
hanyalah kisah usang yang harus dikubur dan tidak diulik kembali di
kemudian hari.
Lihat ke depan, bukan ke belakang. Setiap orang pasti memiliki masa lalu entah itu kelam atau indah. Jika masa lalu buruk, ada yang memilih untuk melupakan dan menutupinya sehingga pasangan hidupnya tidak mengetahuinya sama sekali. Sebab kelam dikhawatirkan akan menerpa kehidupan rumah tangganya, maka ada juga orang yang memutuskan untuk menceritakannya kepada pasangan. Terutama dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan fisik, seksual, dan emosi. Dengan berbagi kisah, siapa tahu pasangannya bisa membantu mengatasi semua kekecewaan di masa lalu.
Namun sebelum bercerita kepada
pasangan, terlebih dahulu kita bisa memastikan bahwa pasangan siap
mendengarkan kisah masa lalu kita. Sebab masa lalu yang diutarakan
tak lebih dari sekedar rentetan sejarah hidup yang bisa diambil
hikmahnya.
Ironisnya bila kita merupakan orang yang sulit menerima masa lalu pasangan namun selalu ingin mengetahui sisi kehidupan pasangan dimasa yang sudah lampau. Nah, jika ini terjadi, berhentilah melakukan hal tersebut. Cukup ketahui yang penting saja dari dirinya.
Ironisnya bila kita merupakan orang yang sulit menerima masa lalu pasangan namun selalu ingin mengetahui sisi kehidupan pasangan dimasa yang sudah lampau. Nah, jika ini terjadi, berhentilah melakukan hal tersebut. Cukup ketahui yang penting saja dari dirinya.
Seorang psikolog Dr. Phil McGraw yang
popular setelah mengisi acara talkshow kenamaan, Oprah Winfrey Show,
menuliskan beberapa tipsnya dalam bukunya Life Strategis: Doing
What Works, doing What Matter.
- Lihat sendiri masa lalu anda. Apakah Anda berhak untuk memberikan penilaian atas masa lalu pasangan . Kalau memanh tidak bisa menerima masa lalu pasangan, itu masalah anda sendiri. Suami/istri tidak perlu melakukan apapun atas permasalahan tersebut.
- Cobalah sadari kalau pasangan bukan dilahirkan saat ia mulai berkencan anda. Tentu dia punya masa lalu dan jadi kehidupannya tak selamanya berjalan mulus.
- Terimalah pasangan apa adanya, sisi buruk dan baiknya. Jadikan kelebihan dan kekurangannya itu sebagai cara untuk memperkuat ikatan anda dan dirinya.
Apapun yang terjadi
pada kehidupan asmara kita sebelumnya, suami/istri seyogyanya lebih
fokus pada keadaan yang dijalaninya saat ini. Tak peduli seberapa
baik atau buruk mantan kekasih di masa lalu. Sebab boleh jadi
kenangan manis yang tersisa dari masa lalu belum tentu indah bila
kita berjodoh dengan orang-orang di masa lalu.
Manis ataupun
buruk, masa lalu yang hadir kembali mewarnai kehidupan rumah tangga
pada akhirnya tidak mungkin bisa dihindari. Masa lalu akan senantiasa
hadir mengikuti ritme kehidupan manusia. Ia hadir baik hembusan angin
yang sedang menderu ke arah yang sedang berlangsung bahkan masa yang
akan datang. Satu sama lain saling berkaitan. Sebab itulah siapa pun
tidak bisa menghindarinya kendati kita telah mengklaim menguburnya
hidup-hidup.
Tetapi,
bagaimanapun masa lalu mengintai kehidupan kita, toh kini kita sedang
menapaki kehidupan yang sesungguhnya. Kehidupan nyata yang sedang
kita bentuk menuju kehidupan di masa depan. Kehidupan dirancang
bangun dengan segenap kekuatan cinta dan restu keluarga besar.
Sumber:
Hidayah Tahun 11 – Edisi 125 Safar /
Djumadil Ula 1433 H / Januri 2012
Langganan:
Postingan (Atom)